Apa sesungguhnya tidur? Tidak mudah menemukan definisi yang tepat mengenai tidur. Secara medis, tidur berkaitan dengan teori restorasi. Di mana tepat pada satu titik, tubuh memerlukan istirahat untuk mengisi ulang tenaga (fisik dan pikiran) yang telah terkuras selama kondisi aktif.
Dalam tidur terjadi perbaikan sel otak, penyusunan ulang memori, penghematan energi, pelancaran sistem kardiovaskular atau peredaran darah, perbaikan enzim dan otot-otot tubuh, dan produksi hormon.
Teori lain menyebut bahwa tidur merupakan kematian kecil. Kematian sementara. Mana yang lebih tepat, sampai hari ini, belum ada kesahihan. Yang pasti, secara medis maupun nonmedis, tidur disepakati sebagai keadaan di mana mahluk hidup berada dalam keadaan sadar tak sadar.
Penelitian medis yang dilakukan tim Fakultas Kedokteran Universitas California San Diego yang kemudian dipapar dalamJurnal Archives of General Psychiatry (2002), menunjukkan hasil bahwa angka rata-rata harapan hidup terbaik ada pada mereka yang tidur selama tujuh jam sehari.
Sedangkan mereka yang tidur 8 jam sehari, lebih tinggi 12 persen resiko kematiannya dibandingkan dengan mereka yang tidur antara enam sampai tujuh jam sehari.
Penelitian lain di Jepang yang melibatkan 104,010 responden, yang kemudian dipublikasikan dalam Jurnal Sleep dengan judul Self-Reported Sleep Duration as a Predictor of All-Cause Mortality: Results from the JACC Study, Japan, menyimpulkan bahwa durasi tidur tujuh jam pada malam hari memiliki resiko kematian paling rendah.
Jika demikian muncul pertanyaan pula. Apakah memang benar ada hubungan antara tidur dengan kematian. Apakah selama mahluk hidup, katakanlah manusia, tertidur, apakah ruhnya masih berada di raga atau sebaliknya?
Dalam Al Quran Surah Az-Zumar Ayat 42, Allah SWT berfirman, yang artinya: "Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya. Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir."
Sedangkan dalam Al Quran Surah Al-Anam Ayat 60-61, disebutkan pula, yang artinya: "Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur (mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan. Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya."
Dari ketiga ayat ini bisa ditafsirkan bahwa benar, tidur adalah kematian kecil. Kematian sementara. Sebab bisa saja, dan memang sering terjadi, "jiwa yang dipegang" tersebut tidak lagi dikembalikan ke raganya.